Di ruangan belakang Masjid al-Farah di West Broadway Manhattan, Amerika Serikat, pembimbing sebuah kelompok Sufi duduk di kursi tenggelam dalam sinar yang terang benderang. Lex Hixon yang berambut pirang, tanpa alas kaki, mengenakan jubah berwarna hijau, adalah orang yang duduk di kursi itu.
Katanya:
Hanya kehendak Tuhan yang berlaku dalam hidup ini. Setiap masalah telah diketahui oleh kehendak yang tak terbatas ini sejak zaman azali. Menurut agama Islam, jiwa tidak muncul begitu saja bersamaan dengan waktu kelahiran, jiwa itu abadi. Di dalam jiwa tersimpan segala sesuatu yang akan terjadi dalam hidup. Dan hanya sebagian kecil dari pengetahuan itu yang diizinkan Allah untuk diketahui oleh manusia itu sendiri dalam hidupnya.
Begitulah jiwa manusia itu dibentuk, terlepas dari apakah dia dengan penuh kesadaran memeluk Islam atau tidak. Beberapa jiwa mendapat izin dari Tuhan untuk memeluk Islam secara historis. Yang lain mendapat izin untuk memeluk tradisi mulia lainnya. Sebagian yang lain mungkin memperoleh izin untuk mewujudkan kebenaran tanpa menjadi bagian dari salah satu tradisi besar kemanusiaan. Tak ada satu jiwa pun yang tidak berasal dari Allah dan yang tidak membawa semua kekayaan dan pengetahuan yang sebelumnya telah diberikan pada jiwa itu.
Begitulah jiwa manusia itu dibentuk, terlepas dari apakah dia dengan penuh kesadaran memeluk Islam atau tidak. Beberapa jiwa mendapat izin dari Tuhan untuk memeluk Islam secara historis. Yang lain mendapat izin untuk memeluk tradisi mulia lainnya. Sebagian yang lain mungkin memperoleh izin untuk mewujudkan kebenaran tanpa menjadi bagian dari salah satu tradisi besar kemanusiaan. Tak ada satu jiwa pun yang tidak berasal dari Allah dan yang tidak membawa semua kekayaan dan pengetahuan yang sebelumnya telah diberikan pada jiwa itu.
Allah menempatkan seseorang dalam suatu keadaan spiritual tertentu. Allah ada dalam hati saya, dalam tarikan nafas saya, dalam seluruh sistem syaraf saya ketika saya berzikir, dan itu merupakan bagian dari kemurnian zikir.
Saya dapat beribadah bersama siapa pun dari keyakinan apa pun. Saya benar-benar merasa nyaman dengan hal itu karena saya tidak percaya adanya keragaman keyakinan. Saya tidak percaya bahwa saya telah mengubah agama saya.
Islam seperti organ dunia. Agama ini mempunyai seluk-beluk dan kompleksitas yang sangat besar. Sejak awal terdesentralisasi, sehingga tak ada kekuasaan sentral yang dapat berkata bahwa ini Islami dan itu bukan. Seseorang tentu saja dapat mengatakan bahwa Islam adalah satu kesatuan ekspresi yang utuh, kontradiksi dan perselisihan yang nyata antara para pelaksana Islam yang berbeda sesuatu yang wajar. Itu bukti pendesentralisasian --kebenaran berada dalam hati nurani manusia sebagai individu, dan tidak dipaksakan dari atas.
Tradisi keagamaan hadir untuk membebaskan manusia dan untuk membuat mereka merasakan hubungan langsung dengan Allah yang Mahatinggi. Jadi sangatlah sulit bagi agama yang murni untuk mengontrol atau menindas seseorang.
(American Jihad, Islam After Malcolm X
Terbitan Bantam Doubleday, Dell Publishing Group, Inc., New York)